Tiga Sosok Tokoh Penerus IKKEL 400
Admin1 | Berita
Baskara Harimukti Sukarya, Ghea Sukarya, Moh. Lendi Basarah, ketiga sosok ini merupakan motor penggerak dari generasi penerus IKKEL 400. Pada masanya, ayahanda mereka Sutadi Sukarya dan Saleh Basarah bukan merupakan satu-satunya pejuang dari TP Yon 400 Cirebon. Namun ketiga tokoh ini merasa mempunyai tanggung jawab moral atas amanat dan pesan dari orang tuanya untuk merakit nilai-nilai kebangsaan yang menjadi pondasi kebangsaan bagi anak cucu para pejuang di Karesidenan Cirebon.
Tak terhitung banyaknya yang berjuang dan mengorbankan nyawa, semasa perjuangan mereka bagaikan pahlawan-pahlawan tanpa tanda jasa yang kini telah berpulang ke rahmatullah. Namun perjuangan tak akan mengenal keberakhiran, justru dari perjuangan ini kami seluruh anak bangsa yang hidup pada masa kini telah mengalami kejayaan. Selayaknya kami semua tetap mengingat perjalanan panjang menuju kemerdekaan.
Kami hanyalah segelintir manusia yang berupaya mengingatkan teman-teman agar kita selalu mengingat kembali tentang bagaimana kemerdekaan ini dibayar dengan mahal oleh para pendahulu. Apalah artinya pertikaian antara sesama sebagaimana yang dikatakan oleh Bung Hatta: “Perjuanganku melawan penjajah lebih mudah. Tidak seperti kalian nanti. Perjuangan kalian akan lebih berat karena melawan bangsa sendiri”.
Inilah sebuah kenyataan yang terjadi pada masa kini, maka marilah kita bersatu padu dalam kebersamaan menuju terciptanya kemakmuran, keadilan, perdamaian antar bangsa-bangsa. Kita memiliki Pancasila, marilah kita lihat sejenak pesan dari orang tua kami tentang Pancasila:
Pancasila dari Zaman ke Zaman
Kepada siapa Pancasila diberikan
kepada siapa harapan bangsa ditujukan
Generasi penerus bangsa Indonesia
Generasi penerus IKKEL 400
Generasi penerus TRIP
Generasi penerus Corps Pelajar Siliwangi
Generasi penerus Corps Tentara Pelajar yang tak terhitung jumlahnya
Di antara sekian banyak generasi penerus
Bahwa keabadian bangsa berada di tangan penerusnya
Kualitas bangsa menjunjung nama negara
Bangsaku berkata: Pancasilaku, masa depanku.
(Sri Pasifik)
